Semua orang di dunia ini pasti punya keinginan atau mimpi yang
ingin dicapai dalam kehidupannya. Sewaktu masih kecil, guru-guru di sekolah
sering sekali bertanya “ketika sudah besar ingin jadi apa ?”. Ada yang ingin
jadi pilot, pemain sepakbola, guru, dan juga dokter. Itu juga yang jadi
cita-cita seorang kak Seto. Sejak kecil dirinya ingin sekali suatu saat nanti
menjadi seorang dokter.

Gagalnya untuk diterima di fakultas kedokteran membuat dirinya
memendam kekecewaan yang sangat mendalam. Hingga akhirnya hidup terasa tertekan
dan dirinya memutuskan meninggalkan rumah, pergi ke Jakarta. Subuh, 27 Maret
1970, kak Seto nekat minggat ke Jakarta dan hanya meninggalkan sebuah surat
kepada ibunya sebagai salam perpisahan.
Ketika tiba di Jakarta, semuanya ia mulai dari bawah. Berprofesi
sebagai pembantu rumah tangga, jadi tukang batu, dan juga jadi tukang semir di
Blok M. Berat sekali keadaannya saat itu, dibentak-bentak dan sering dimarahi.
Itu semua menjadi kenangan perjalanan awal kehidupan di Jakarta Kak Seto.
Hingga suatu hari, ia sedang menonton acara yang diasuh oleh Bu
Kasru di TVRI di rumah tempatnya menumpang. Dirinya sangat tertarik dengan
program tersebut dan mencari rumah pengasuh acaranya dengan keinginan untuk
berguru. Dirinya diterima oleh Pak Kasur yang kemudian membawanya ke TK Situ
Lembang, Jakarta Pusat. Dan dirinya diangkat menjadi asisten Pak Kasur.
Sambil bekerja, sekali lagi Kak Seto mencoba masuk ke fakultas
kedokteran tapi tetap tidak diterima. Hingga akhirnya Pak Kasur memberi saran
untuk mencoba mendaftar di fakultas psikologi. Dan Kak Seto diterima di
fakultas psikologi Universitas Indonesia.
Bersama Pak Kasur, Kak Seto justru menemukan minat lain di luar
kedokteran, yaitu dunia anak. Tanpa disadari di lembaga pendidikan anak yang
diikutinya, ia bisa menumpahkan kerinduan masa kecil. Kecintaan pada anak-anak
sesuatu yang berawal dari kerinduan akan datangnya seorang adik. Setelah
adiknya yang masih berusia tiga tahun meninggal dunia.
Kecintaan terhadap dunia anak yang didukung dengan prestasi
akademiknya di bidang psikologi anak, membuat nama Kak Seto semakin berkibar
dan dihormati di dunia pendidikan anak. Kini dirinya telah menjadi tokoh
pemerhati anak yang disegani, Ketua Komnas HAM perlindungan anak, dan doktor
bidang psikologi.
Ketika muda Kak Seto mempunyai minat yang sangat tinggi untuk
menjadi dokter. Hingga akhirnya ia tertekan karena gagal masuk fakultas
kedokteran. Tetapi kemudian ia sadar dan membuka diri pada hal lain. Sikap ini
membuat dirinya bisa menemukan bidang lain di luar dunia kedokteran yang
ternyata juga sangat membahagiakan hatinya, dunia anak. Dari dunia anak, kini
ia menjadi tokoh nasional pemerhati anak.
Komentar
Posting Komentar